Jawapos, Kamis, 25 April 2013
Horor Tiga Menit Wall Street
"Keamanan Robot Trading Wall Street Dipertanyakan"
NEW YORK - Wall Street mengalami peristiwa aneh yang pertama terjadi sepanjang sejarah pada Selasa siang (23/4). Indeks saham terempas, namun selama tiga menit saja. Penyebabnya tak lain adalah sebuah tweet dari akun @AP yang berisi : "Breaking : Two Explosions in the White House and Barack Obama is injured". "Dua ledakan terjadi di Gedung Putih dan melukai Barack Obama".
Saat tweet itu muncul pada pukul 13.07, aksi jual langsung melanda Wall Street. Indeks S&P 500 sudah menanjak sekitar 1 persen ke 1.578. Namun, tiba-tiba indeks acuan tersebut anjlok 0,93 persen. Bersama S&P 500 yang jatuh, indeks Dow Jones pun seketika tenggelam 143 poin. Saham Exxon Mobil Corp., Apple, Johnson & Johnson, dan Microsoft Corp. langsung terpangkas sekitar 1 persen.
Kejadian itu hanya berlangsung tiga menit sebelum akhirnya saham-saham tersebut kembali rebound. Walau cuma tiga menit, jika dihitung dari kapitalisasi pasar S&P 500 sebesar USD 14,6 triliun, penurunan tersebut menghapus sekitar USD 136,5 miliar dari nilai indeks. Jika ditambah dengan kerugian di emiten, nilai yang menguap ditaksir sekitar USD 200 miliar atau sekitar Rp. 1.900 triliun.
"Kami melihat penurunan besar di futures segera sesudah headline AP Tweeter Feed itu keluar melaporkan kejadian di White House. Berita itu segera menyebar, namun kami menasehati klien bahwa tak ada konfirmasi dari White House atau media lainnya," Kata Dave Lutz, head of echange traded fund trading & strategy di Stifel Nicolaus & Co.
Tentu saja tweet tersebut palsu. AP menyatakan, akun Twitter-nya telah dibajak. AP segera menghapusnya begitu mengetahui apa yang terjadi.
Horor di pasar berakhir. Kisah sehari yang tak terlupakan di pasar AS itu pun berujung bahagia. Indeks Dow Jones ditutup naik 1,05 persen ke 14.719,46. Indeks S&P 500 menanjak 1,04 persen ke 1.578,78. Pendorong kenaikan tersebut adalah laporan kinerja emiten yang positif, misalnya dari Netflix Inc. dan Travelers Co. Angka penjualan rumah baru di AS juga terangkat.
AP menyatakan, akunnya diretas oleh kelompok dari luar perusahaan. Gedung Putih juga mengeluarkan konfirmasi bahwa tidak ada ledakan dan presiden sehat wal afiat. Namun, semua sudah terlambat bagi para trader yang memakai program jual-beli saham otomatis atau biasa disebut robot trading. Program komputer itu mampu membeli dan melepas saham secara otomatis setelah menganalisis kabar berita terbaru, termasuk kicauan dan status di media sosial, seperti Twitter dan Facebook.
Melalui sebuah tweet lain, sekelompok orang yang menyebut dirinya sebagai Pasukan Elektronik Syria atau Syrian Electronic Army mengaku bertanggung jawab atas kicauan palsu di akun AP tersebut. Kumpulan itu, yang mengaku sebagai "sekelompok pemuda Syria yang Antusias" mendukung Presiden Syria Bashar al-Assad.
Cerita horor tiga menit itu pasti tak begitu saja berlalu. Aksi jual gila-gilaan dalam tempo sangat singkat membuat banyak trader terenyak dan gigit jari walaupun bursa langsung pulih dan kejatuhan itu tertutupi. "Rasanya begitu menakutkan dan membuat frustasi. Sebuah tweet bisa menghapus ratusan miliar dollar di pasar dalm waktu sekejap, tapi memang begitulah dunia kita saat ini, "ujar R.J Grant, associate director perdagangan ekuitas Keefe, Bruyette & Woods.
Kegagalan robot trading dalam mendeteksi tweet itu palsu membuktikan bahwa peran manusia tetap dibutuhkan dalam sistem sekompleks apa pun, tak terkecuali di trading saham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar