Jumat, 12 Juli 2013

Kuliah Lapangan : Ekonomi Pembangunan



TUGAS KULIAH LAPANGAN

“SOLUSI MENGATASI PROBLEMATIKA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADAT KARYA DI DESA SUSUKAN KABUPATEN SALATIGA”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH “EKONOMI PEMBANGUNAN”
DOSEN PENGAMPU : Dr. AM. Soesilo, M.Sc


OLEH :
RATNA DWI KUSMAHARINI, SE
NIM : 8421113023 ( Reguler II )
Angkatan ke - 20





MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
PROGRAM PASCA SARJANA EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Usaha Kecil Menengah atau yang sering disingkat UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah. UKM  ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu negara atau pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu UKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.
Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di “PADAT KARYA” yang terletak di daerah Salatiga cukup berkembang. Kontribusinya terhadap perekonomian baik perekonomian keluarga masing-masing maupun perekonomian daerah Susukan dan perkembangannya cukup bagus. Salah satu produk yang banyak di produksi oleh “Padat Karya” dan memberi kontribusi pada perkembangan perekonomian adalah kerajinan. Kegiatan usaha ini dikhususkan untuk perempuan di Desa Susukan dengan harapan bisa membantu meningkatkan atau menambah pemasukan perekonomian keluarganya.
Ibu-ibu di Desa Susukan ini berusaha membantu suaminya dalam mencari nafkah dengan menjadi buruh disawah dari pagi sampai siang, Biasanya meraka mendapatkan upah sekitar Rp. 12.500,- per hari. Disela kegiatannya itu mereka membuat kerajinan dari bambu untuk tempat pindang, besek, dll. Kerajinan dari bambu ini pernah dikembangkan menjadi kerajinan modern. Sebenarnya untuk pembuatan aneka besek ini tidak menemui kendala baik dari segi pembuatan maupun segi pemasaran. Aneka besek ini setelah jadi langsung di beli oleh pengepul jadi mereka tidak akan menimbun besek terlalu lama, dan merekapun langsung mendapatkan uang untuk kemudian dibelikan bambu lagi.
Mengenai permasalahan tentang permodalan itu sendiri peruntukannya lebih cenderung untuk menutupi kebutuhan operasional keluarga sehari-hari ketimbang untuk pengembangan usaha kerajinan besek. Kebutuhan operasional rumah tangga itu sendiri meliputi : keperluan sekolah anak-anak mereka, pulsa handphone dan kebutuhan konsumtif lainnya. Rupanya inilah yang menjadi pokok permasalahan dan harus segera dicarikan jalan keluarnya. Kebanyakan mereka beranggapan bahwa menyekolahkan anak-anak mereka tidaklah perlu sampai tingkat pendidikan tinggi. Asalkan anak-anak mereka sudah bisa baca tulis dan hitung itu sudahlah cukup. Alasan yang lainnya adalah yang penting anak-anaknya sudah pernah mengenyam bangku sekolah. Hal tersebut diataslah yang kemudian menjadikan sebuah permasalahan baru yaitu bantuan permodalan yang mereka terima bukannya digunakan untuk pengembangan usaha melainkan untuk keperluan operasional keluarga. Sehingga usaha kerajinan yang mereka geluti selama ini cenderung tidak bisa berkembang apalagi maju.
Kebutuhan lain yang diperlukan oleh masyarakat desa Susukan adalah kebutuhan akan kesehatan serta pemahaman akan pola hidup sehat dalam keseharian mereka. Untuk itulah maka pihak pengelola menyediakan layanan Dokter Gratis untuk layanan umum maupun layanan khusus anak dan balita dan Ibu.
Kontribusi mereka terhadap produk-produk kerajinan yang di produksi dan pasarkan secara umum masih dianggap cukup kecil, namun seharusnya UKM bisa menguasai pasar produk kerajinan tersebut sehingga akan dapat berkembang.
Ada beberapa motivasi untuk pengembangan UKM yaitu :
1.    UKM dijadikan mata pencaharian pokok.
2.    Anggota UKM di asah jiwa kewirausahaannya.
Langkah Penanggulangan Masalah
Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM dan langkah-langkah yang selama ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:

1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan dalam menjalankan usaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
2. Bantuan Permodalan
Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain : BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

3. Perlindungan Usaha
Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada solusi saling menguntungkan (win-win solution).

4. Pengembangan Kemitraan
Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
5. Program Bantuan Siswa Miskin
Meski dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) diharapkan dapat meningkatkan jumlah keikutsertaan peserta didik, tetapi masih banyak anak-anak yang tidak dapat bersekolah, putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang pendidikan selanjutnya. Salah satu penyebab hal tersebut adalah kesulitan orang tua / keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan lainnya seperti baju seragam, buku tulis, sepatu, biaya transportasi maupun biaya pendidikan lainnya yang tidak ditanggung oleh dana BOS. Program BSM adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah.
Melalui Program BSM ini diharapkan anak usia sekolah dari rumah-tangga/keluarga miskin dapat terus bersekolah, tidak putus sekolah, dan di masa depan diharapkan mereka dapat memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orangtuanya.  Program BSM juga mendukung komitmen pemerintah untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan di Kabupaten/Kota miskin dan terpencil serta pada kelompok marjinal.
Program ini bersifat bantuan langsung kepada siswa dan bukan beasiswa, karena berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi (beasiswa) mempertimbangkan kondisi siswa, sedangkan beasiswa diberikan dengan mempertimbangkan prestasi siswa.
Dana BSM diberikan kepada siswa mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi dengan besaran sebagai berikut:
  1. BSM SD & MI sebesar Rp. 360.000 per tahun
  2. BSM SMP & MTs sebesar Rp. 550.000 per tahun
  3. BSM SMA,SMK& MI sebesar Rp. 780.000 per tahun, dan
  4. BSM Perguruan Tinggi sebesar Rp. 1.200.000 per tahun.
Informasi dan penjelasan lebih lanjut bisa membuka website : http://www.tnp2k.go.id
6. Layanan Kesehatan Cuma-Cuma
Layanan ini merupakan program dari Dompet Dhuafa Republika. LKC memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada peserta (member) yang telah terverifikasi. Di mana setiap calon penerima manfaat mendaftar ke LKC dan kemudian disurvey oleh tim survey.
Jika lulus jadi member, maka akan diberikan kartu peserta yang berlaku 1 tahun. Dengan adanya kartu peserta, penerima manfaat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis selama 1 tahun tersebut.
Layanan ini bisa didapatkan di www.lkc.or.id yang merupakan salah satu program dari “Dompet Dhuafa”. LKC memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada peserta (member) yang telah terverifikasi. Di mana setiap calon penerima manfaat mendaftar ke LKC dan kemudian disurvey oleh tim survey.
7. Membangun Koperasi UKM
Koperasi dibangun dengan asas “dari anggota, dan untuk anggota”. Anggota disini adalah anggota UKM. Dalam perkembangannya kemudian bisa menjadi Koperasi UKM dan Koperasi Simpan Pinjam.
8. Membangun Taman Pintar Super Mini
Dengan kondisi yang serba terbatas, sedari dini mulai dirintis pembangunan Taman Pintar yang juga berfungsi sebagai taman bermain bagi anak-anak para anggota UKM.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar