TUGAS KULIAH
LAPANGAN
“SOLUSI MENGATASI PROBLEMATIKA USAHA KECIL MENENGAH (UKM)
PADAT KARYA DI DESA SUSUKAN KABUPATEN SALATIGA”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH “EKONOMI PEMBANGUNAN”
DOSEN PENGAMPU : Dr. AM. Soesilo,
M.Sc
OLEH :
RATNA DWI KUSMAHARINI, SE
NIM : 8421113023 ( Reguler II )
Angkatan ke - 20
MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
PROGRAM PASCA SARJANA EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN AJARAN 2013 / 2014
Usaha Kecil Menengah atau yang
sering disingkat UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian
suatu negara maupun daerah. UKM ini sangat memiliki peranan penting dalam
lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu negara atau
pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga banyak
tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat
mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu UKM juga memiliki
fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas
lebih besar. UKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi
yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil
dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.
Sektor
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di “PADAT KARYA” yang terletak di daerah
Salatiga cukup berkembang. Kontribusinya terhadap perekonomian baik
perekonomian keluarga masing-masing maupun perekonomian daerah Susukan dan
perkembangannya cukup bagus. Salah satu produk yang banyak di produksi oleh
“Padat Karya” dan memberi kontribusi pada perkembangan perekonomian adalah
kerajinan. Kegiatan usaha ini dikhususkan untuk perempuan di Desa Susukan
dengan harapan bisa membantu meningkatkan atau menambah pemasukan perekonomian
keluarganya.
Ibu-ibu
di Desa Susukan ini berusaha membantu suaminya dalam mencari nafkah dengan
menjadi buruh disawah dari pagi sampai siang, Biasanya meraka mendapatkan upah sekitar
Rp. 12.500,- per hari. Disela kegiatannya itu mereka membuat kerajinan dari
bambu untuk tempat pindang, besek, dll. Kerajinan dari bambu ini pernah
dikembangkan menjadi kerajinan modern. Sebenarnya untuk pembuatan aneka besek
ini tidak menemui kendala baik dari segi pembuatan maupun segi pemasaran. Aneka
besek ini setelah jadi langsung di beli oleh pengepul jadi mereka tidak akan
menimbun besek terlalu lama, dan merekapun langsung mendapatkan uang untuk kemudian
dibelikan bambu lagi.
Mengenai
permasalahan tentang permodalan itu sendiri peruntukannya lebih cenderung untuk
menutupi kebutuhan operasional keluarga sehari-hari ketimbang untuk
pengembangan usaha kerajinan besek. Kebutuhan operasional rumah tangga itu
sendiri meliputi : keperluan sekolah anak-anak mereka, pulsa handphone dan
kebutuhan konsumtif lainnya. Rupanya inilah yang menjadi pokok permasalahan dan
harus segera dicarikan jalan keluarnya. Kebanyakan mereka beranggapan bahwa
menyekolahkan anak-anak mereka tidaklah perlu sampai tingkat pendidikan tinggi.
Asalkan anak-anak mereka sudah bisa baca tulis dan hitung itu sudahlah cukup.
Alasan yang lainnya adalah yang penting anak-anaknya sudah pernah mengenyam
bangku sekolah. Hal tersebut diataslah yang kemudian menjadikan sebuah
permasalahan baru yaitu bantuan permodalan yang mereka terima bukannya
digunakan untuk pengembangan usaha melainkan untuk keperluan operasional
keluarga. Sehingga usaha kerajinan yang mereka geluti selama ini cenderung
tidak bisa berkembang apalagi maju.
Kebutuhan
lain yang diperlukan oleh masyarakat desa Susukan adalah kebutuhan akan
kesehatan serta pemahaman akan pola hidup sehat dalam keseharian mereka. Untuk
itulah maka pihak pengelola menyediakan layanan Dokter Gratis untuk layanan
umum maupun layanan khusus anak dan balita dan Ibu.
Kontribusi
mereka terhadap produk-produk kerajinan yang di produksi dan pasarkan secara
umum masih dianggap cukup kecil, namun seharusnya UKM bisa menguasai pasar
produk kerajinan tersebut sehingga akan dapat berkembang.
Ada
beberapa motivasi untuk pengembangan UKM yaitu :
1.
UKM
dijadikan mata pencaharian pokok.
2.
Anggota
UKM di asah jiwa kewirausahaannya.
Langkah Penanggulangan Masalah
Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM dan
langkah-langkah yang selama ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu
diupayakan hal-hal sebagai berikut:
1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang
kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan dalam
menjalankan usaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan
pajak dan sebagainya.
2. Bantuan Permodalan
Pemerintah
perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak
memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu
melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema
penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya
menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank. Lembaga
Keuangan Mikro bank antara Lain : BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
3. Perlindungan Usaha
Jenis-jenis
usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan
ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui
undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada solusi saling
menguntungkan (win-win solution).
4. Pengembangan Kemitraan
Perlu
dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan
pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan
terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar
dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai
kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun
luar negeri.
5. Program
Bantuan Siswa Miskin
Meski
dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) diharapkan dapat meningkatkan jumlah
keikutsertaan peserta didik, tetapi masih banyak anak-anak yang tidak dapat
bersekolah, putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka ke
jenjang pendidikan selanjutnya. Salah satu penyebab hal tersebut adalah
kesulitan orang tua / keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan lainnya
seperti baju seragam, buku tulis, sepatu, biaya transportasi maupun biaya
pendidikan lainnya yang tidak ditanggung oleh dana BOS. Program BSM adalah
Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin
berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses
pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin
untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan
pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
(bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program
sekolah.
Melalui
Program BSM ini diharapkan anak usia sekolah dari rumah-tangga/keluarga miskin
dapat terus bersekolah, tidak putus sekolah, dan di masa depan diharapkan
mereka dapat memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orangtuanya.
Program BSM juga mendukung komitmen pemerintah untuk meningkatkan angka
partisipasi pendidikan di Kabupaten/Kota miskin dan terpencil serta pada
kelompok marjinal.
Program
ini bersifat bantuan langsung kepada siswa dan bukan beasiswa, karena
berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi (beasiswa) mempertimbangkan
kondisi siswa, sedangkan beasiswa diberikan dengan mempertimbangkan prestasi
siswa.
Dana
BSM diberikan kepada siswa mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi
dengan besaran sebagai berikut:
- BSM SD & MI sebesar Rp. 360.000 per tahun
- BSM SMP & MTs sebesar Rp. 550.000 per tahun
- BSM SMA,SMK& MI sebesar Rp. 780.000 per tahun, dan
- BSM Perguruan Tinggi sebesar Rp. 1.200.000 per tahun.
Informasi dan
penjelasan lebih lanjut bisa membuka website : http://www.tnp2k.go.id
6. Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma
Layanan
ini merupakan program dari Dompet Dhuafa Republika. LKC memberikan pelayanan
kesehatan secara cuma-cuma kepada peserta (member) yang telah terverifikasi. Di
mana setiap calon penerima manfaat mendaftar ke LKC dan kemudian disurvey oleh
tim survey.
Jika
lulus jadi member, maka akan diberikan kartu peserta yang berlaku 1 tahun.
Dengan adanya kartu peserta, penerima manfaat berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan gratis selama 1 tahun tersebut.
Layanan
ini bisa didapatkan di www.lkc.or.id yang merupakan salah satu program
dari “Dompet Dhuafa”. LKC memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma
kepada peserta (member) yang telah terverifikasi. Di mana setiap calon penerima
manfaat mendaftar ke LKC dan kemudian disurvey oleh tim survey.
7.
Membangun Koperasi UKM
Koperasi
dibangun dengan asas “dari anggota, dan untuk anggota”. Anggota disini adalah
anggota UKM. Dalam perkembangannya kemudian bisa menjadi Koperasi UKM dan
Koperasi Simpan Pinjam.
8.
Membangun Taman Pintar Super Mini
Dengan
kondisi yang serba terbatas, sedari dini mulai dirintis pembangunan Taman
Pintar yang juga berfungsi sebagai taman bermain bagi anak-anak para anggota
UKM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar